Setiap jamaah yang berangkat umrah atau haji pasti melewati satu momen penting, yaitu memakai ihram.
Dua helai kain putih sederhana tersebut menunjukkan simbol kesetaraan manusia di hadapan Allah Ta’ala. Terlebih sebagai tanda pula bahwa kita memasuki zona suci. Di sini bukan tempatnya berpikir duniawi, apalagi urusan gaya dan ketenaran.
Namun, tahukah Anda?
Begitu niat ihram diucapkan, ada sejumlah larangan yang harus dijaga dengan sungguh-sungguh.
Bukan sekadar aturan, tapi latihan untuk menundukkan ego dan menumbuhkan kesadaran spiritual yang lebih dalam.
Nah, biar ibadah Anda tidak terganggu, yuk pahami 10 larangan selama ihram berikut ini lengkap dengan makna di baliknya!
1. Memakai Pakaian Berjahit (Bagi Laki-laki)
Bagi jamaah laki-laki, pakaian ihram harus terdiri dari dua lembar kain tanpa jahitan. Satu menutup bagian bawah, sedangkan satu lagi menutup tubuh bagian atas.
Itu artinya, celana, baju, atau bahkan dalaman yang berjahit tidak boleh dipakai.
Untuk tujuan apa semua ini?
Sederhananya, agar manusia benar-benar “lepas” dari simbol status dan kemewahan duniawi. Saat mengenakan ihram, semua sama statusnya. Baik kaya atau sederhana maupun pejabat atau rakyat, semua kembali ke fitrah.
2. Menutup Kepala (Laki-laki) atau Wajah (Perempuan)
Ketika berihram, laki-laki tidak boleh menutup kepala dengan apa pun, baik peci, sorban, atau topi.
Sedangkan perempuan boleh menutup kepala tetapi tidak boleh menutupi wajah sepenuhnya, seperti memakai cadar.
Hal ini sebagai bentuk ketundukan dan kesederhanaan di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla.
3. Menggunakan Wewangian
Parfum, sabun, shampo, bahkan tisu basah beraroma bisa termasuk ke dalam kategori terlarang selama ihram.
Bukan karena memakai wewangian itu dosa. Hanya saja perlu diingat bahwa saat ihram kita diajak melepaskan hal-hal duniawi yang memanjakan diri.
Gunakan produk tanpa aroma ya, agar ibadah tetap sah.
4. Memotong Kuku dan Rambut
Satu helai rambut atau satu kuku, sekecil apa pun, jangan dipotong selama berihram. Larangan ini menandakan penghormatan terhadap tubuh sendiri dalam kondisi suci.
Kalau lupa dan terlanjur? Ada denda (dam) yang harus dibayar.
5. Berburu atau Membunuh Binatang Darat
Meski hanya semut atau burung kecil, membunuh hewan darat selama berihram termasuk pelanggaran.
Islam ingin menanamkan rasa kasih dan damai, bahkan terhadap makhluk kecil di bumi Allah Ta’ala. Namun, membunuh binatang yang mengancam (seperti kalajengking atau ular) tetap diperbolehkan.
6. Melakukan Hubungan Suami Istri atau Hal yang Mengarah ke Sana
Inilah yang paling sering jadi ujian, terutama bagi pasangan yang berangkat bersama ke Tanah Suci.
Selama berniat dan mengenakan ihram, berpegangan tangan dengan niat menggoda pun dilarang.
Mengapa? Karena ibadah umrah dan haji adalah perjalanan spiritual, bukan romantika duniawi. Jika dilanggar, konsekuensinya berat, yakni bisa membatalkan ibadah.
7. Melamar, Menikah, atau Menikahkan Orang Lain
Walau terkesan “tidak berhubungan langsung” dengan ibadah, akad nikah atau lamaran tetap dilarang dalam masa ihram.
Karena fokus utama dalam fase ini adalah beribadah, bukan urusan muamalah duniawi.
8. Memakai Alas Kaki yang Menutupi Mata Kaki (Bagi Laki-laki)
Sandal atau alas kaki jamaah laki-laki sebaiknya tidak menutupi mata kaki. Tujuannya, agar kesederhanaan tetap terjaga dan sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
9. Bertengkar atau Berkata Kasar
Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 197:
“(Selama ihram) tidak boleh rafats (ucapan jorok), fusuq (maksiat), dan jidal (berdebat).”
Jadi apabila ada antrean panjang, panas, atau jadwal molor, mohon menahan diri. Ihram bukan cuma tentang pakaian putih, tapi juga tentang hati yang bersih.
10. Mengambil atau Merusak Tanaman di Tanah Haram
Di wilayah Makkah dan sekitarnya, semua tumbuhan adalah bagian dari kesucian tanah haram. Menebang atau merusaknya tanpa alasan syar’i termasuk pelanggaran.
Islam menanamkan rasa hormat bahkan terhadap alam di sekitar tempat suci.
Bersama Maghfirah Travel, Jamaah Pasti Berangkat dan Dibimbing
Bagi jamaah baru, memahami larangan ihram sering kali membingungkan. Misalnya, kapan harus niat? Produk apa yang boleh dipakai? Bagaimana kalau lupa?
Semua itu jadi mudah bila Anda dan keluarga berangkat bersama Maghfirah Travel.
Sebagai travel umrah resmi Kemenag terakreditasi A, Maghfirah Travel siap mendampingi jamaah mulai dari bimbingan manasik, panduan ihram, hingga ibadah di Tanah Suci, dengan ustadz pembimbing lulusan Timur Tengah yang berpengalaman.
Bersama Maghfirah Travel, Anda tak hanya “melaksanakan” umrah, tapi menjalani setiap tahapnya dengan pemahaman, ketenangan, dan penuh makna.
Siap menunaikan umrah dengan bimbingan yang menenteramkan hati?
Maghfirah Travel – Teman Perjalanan Menuju Tanah Suci, Dengan Ibadah yang Lebih Bermakna.




