Membawa anak berumrah pastinya menjadi salah satu pengalaman yang luar biasa.
Bayangkan, si kecil yang biasanya hanya mendengar cerita tentang Ka’bah di rumah, tiba-tiba bisa melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Namun, di balik keseruan itu, terselip tantangan yang tidak bisa dianggap remeh.
Tidak sedikit orang tua yang akhirnya kewalahan karena kurang persiapan atau bahkan salah strategi saat mengajak anak beribadah ke Tanah Suci. Alih-alih menjadi momen indah, perjalanan justru dipenuhi drama. Entah oleh anak yang rewel, orang tua kelelahan, dan ibadah jadi tidak maksimal.
Yuk, kenali 5 kesalahan umum orang tua saat membawa anak umrah yang perlu dihindari!
1. Menganggap Anak Bisa Mengikuti Ritme Ibadah Orang Dewasa
Banyak orang tua ingin beribadah dengan totalitas. Mulai dari thawaf, sa’i, hingga memperbanyak ibadah sunnah.
Namun, anak-anak punya ritme berbeda. Mereka cepat lelah, bosan, dan butuh istirahat lebih banyak.
Kesalahan terbesar kita biasanya “memaksa” anak untuk selalu ikut tanpa kompromi. Akhirnya, anak pun rewel, orang tua stres, dan suasana ibadah terganggu.
Solusinya, cobalah atur jadwal yang fleksibel. Misalnya, pilih waktu thawaf saat Masjidil Haram tidak terlalu padat, atau bergantian dengan pasangan guna menjaga anak.
2. Kurang Memperhatikan Asupan Gizi dan Hidrasi Anak
Cuaca di Arab Saudi jauh berbeda dengan Indonesia. Cenderung lebih kering dan panas.
Kadang orang tua sibuk dengan ibadah hingga lupa memastikan anak cukup minum dan makan bergizi. Akibatnya, anak mudah dehidrasi atau kesehatan tiba-tiba drop.
Karena itu, bawalah botol minum kecil, camilan sehat, dan jangan remehkan jam makan anak. Anak yang kenyang dan sehat akan lebih tenang selama perjalanan.
3. Tidak Membekali Anak dengan Edukasi Spiritual Sejak Rumah
Beberapa orang tua baru memberi tahu anak tentang umrah ketika sudah di pesawat atau bahkan setelah tiba di Tanah Suci.
Padahal, anak butuh “pemanasan” agar mereka paham apa yang sedang dilakukan.
Tanpa bekal cerita atau pemahaman sederhana, anak mungkin bingung.
“Kenapa harus thawaf mengelilingi Ka’bah?” atau “Kenapa harus berjalan bolak-balik di antara Safa dan Marwah?”
Ayah dan Bunda bisa coba menceritakan kisah Nabi Ibrahim, Hajar, serta Ismail dengan bahasa anak-anak sebelum berangkat. Bisa lewat buku, video, atau dongeng menjelang tidur.
4. Meremehkan Persiapan Barang dan Perlengkapan Anak
“Ah, nanti bisa beli di sana,” adalah kalimat klasik yang kerapkali berujung penyesalan.
Faktanya, mencari perlengkapan anak di Tanah Suci tidak semudah di Indonesia, apalagi dengan harga yang lebih tinggi.
Di antaranya, stroller, baju ganti, obat-obatan, hingga mainan kecil penghibur. Semua sebaiknya disiapkan sejak rumah.
Buatlah checklist khusus kebutuhan anak. Jangan lupa juga obat pribadi, seperti penurun panas atau minyak telon. Hal kecil ini sering jadi penyelamat di saat genting.
5. Tidak Memberi Ruang Anak Menikmati Perjalanan
Umrah memang ibadah serius, tetapi bukan berarti anak tidak boleh menikmati momen dengan caranya sendiri.
Kadang, ada orang tua yang terlalu kaku. Misalnya, melarang anak tertawa, bermain sebentar, atau bereksplorasi. Padahal, anak-anak juga berhak merasa senang.
Kalau anak terus ditekan, mereka justru semakin rewel.
Jangan khawatir memberikan ruang bagi anak menikmati suasana, seperti melihat burung merpati di pelataran Masjid Nabawi atau berfoto bersama keluarga di depan Ka’bah.
Dengan begitu, umrah jadi pengalaman indah yang berkesan seumur hidup.
Bersama Maghfirah Travel, Umrah Keluarga Jadi Lebih Tenang
Membawa anak umrah memang penuh tantangan, tapi bukan berarti mustahil dilakukan. Kuncinya ada pada persiapan matang dan memilih travel yang memahami kebutuhan keluarga.
Di Maghfirah Travel, kami menyediakan program Umrah Parenting, khusus untuk memfasilitasi jamaah yang ingin beribadah sambil membawa anak.
Dengan layanan ini, orang tua tidak perlu cemas. Mulai dari akomodasi yang ramah anak, pendampingan tim, hingga itinerary yang fleksibel untuk keluarga.
Karena pada akhirnya, umrah bukan hanya tentang perjalanan menuju Baitullah, melainkan bagaimana kita mengukir kenangan suci bersama orang-orang tersayang.
Dan bersama Maghfirah Travel, pengalaman itu bisa terasa lebih hangat, tenang, dan penuh berkah. Insya Allah.