etika foto di tanah suci

6 Etika Mengambil Foto dan Video di Tanah Suci

Ada satu fenomena menarik saat kita berada di Tanah Suci. Begitu melihat Ka’bah untuk pertama kalinya, banyak orang refleks mengangkat ponsel. Bahkan sebelum doa pertama selesai, kamera sudah menyala.

Di pelataran Masjid Nabawi pun, jamaah sering berhenti untuk memotret payung raksasa atau mengambil video burung merpati yang beterbangan.

Tidak ada yang salah dengan mengabadikan momen berharga.

Namun di tempat sesuci Makkah dan Madinah, ada batasan-batasan yang perlu kita jaga.

Sebab ibadah adalah tujuan utama, dan kenyamanan jamaah lain harus selalu diutamakan.

Yuk, ketahui etika mengambil foto dan video di Tanah Suci berikut ini!

1. Prioritaskan Ibadah, Dokumentasi Menyusul

Tanah Suci bukan destinasi wisata biasa. Di sana, setiap detik merupakan kesempatan untuk memperbanyak doa, dzikir, dan amalan baik lainnya.

Banyak jamaah tanpa sadar lebih fokus pada angle foto daripada kekhusyukan.

Ada yang memotret saat thawaf, ada yang sibuk selfie di Raudhah, bahkan ada yang live streaming saat shalat selesai.

Padahal, para ulama menekankan pentingnya menjaga hati dan perhatian saat berada di sekitar Ka’bah maupun makam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Begini tips sederhana jika ingin tetap mengambil dokumentasi di tengah ibadah:

  • Lakukan setelah ibadah utama selesai.
  • Berikan beberapa menit khusus untuk dokumentasi, jangan dicampur dengan momen ibadah.
  • Rasakan dulu suasananya, baru abadikan.

Insya Allah, Anda akan mendapatkan foto yang lebih bermakna ketika hati tenang.

2. Hindari Mengganggu Jamaah Lain

Masalah lain yang paling sering terjadi yaitu jamaah menghalangi jalan orang lain demi sebuah foto.

Ada yang berhenti mendadak saat thawaf atau memotret di lorong masjid saat orang lain sedang bergerak.

Ingatlah bahwa Masjidil Haram dan Masjid Nabawi adalah kawasan yang penuh jamaah dari seluruh dunia. Mengambil foto tanpa memperhatikan sekitar bisa membuat orang tersenggol atau bahkan terjatuh.

Perhatikan beberapa adab yang perlu dijaga berikut:

  • Jangan menghambat jalur thawaf atau sa’i demi selfie.
  • Hindari menyalakan flash saat berada di area sensitif seperti Raudhah.
  • Jangan memotret wajah jamaah lain tanpa izin sebagai bagian dari menjaga privasi.

Semakin sedikit kita mengganggu jamaah lain, mudah-mudahan semakin besar pula pahala dari adab yang kita jaga.

3. Perhatikan Kebijakan Keamanan dan Petugas Masjid

Walaupun ponsel sudah sangat umum digunakan jamaah, tetap ada area-area tertentu yang sangat dijaga.

Biasanya petugas akan menegur jika dianggap berlebihan dalam mengambil gambar, terutama:

  • di area Raudhah
  • dekat makam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
  • area imam dan shaf depan
  • area logistik atau staf masjid

Jika petugas melarang, ikuti saja sambil tetap tersenyum. Larangan tersebut dibuat demi menjaga ketertiban, bukan untuk menghalangi jamaah.

Di samping itu, jangan sekali-kali terlihat seperti memotret petugas keamanan, apalagi close-up. Hindari pula memotret fasilitas keamanan seperti kamera, ruang kontrol, atau jalur khusus.

Biarkan dokumentasi Anda tetap dalam batas aman dan santun.

4. Tidak Perlu Selfie Berlebihan

Banyak jamaah yang akhirnya pulang membawa ratusan foto, tapi sedikit cerita tentang ketenangan ibadahnya.

Seakan-akan Tanah Suci hanya menjadi latar foto, bukan tempat untuk menenangkan jiwa.

Selfie sesekali itu sebenarnya wajar. Namun jika berlebihan, Anda akan kehilangan esensi perjalanan itu sendiri.

Cobalah menerapkan hal ini ketika hendak mengambil foto dan video di Tanah Suci:

  1. Tetapkan batas dokumentasi, misalnya 10–15 foto penting per hari.
  2. Fokus pada pemandangan, bukan terus-menerus wajah sendiri.
  3. Gunakan momen-momen tertentu saja untuk selfie, misalnya setelah selesai thawaf atau saat menunggu waktu shalat.

5. Jaga Kesopanan dalam Berpakaian dan Gaya Foto

Ini dia bagian yang kerap dilupakan.

Di Tanah Suci, setiap gerakan kita berada di bawah pandangan ribuan jamaah.

Foto dengan gaya berlebihan, pose tidak pantas, atau pakaian kurang rapi bisa memunculkan persepsi yang tidak baik.

Beberapa hal yang sebaiknya dihindari, yaitu:

  • pose gaya kekinian yang tidak sesuai suasana ibadah
  • foto sambil bercanda berlebihan
  • gaya tangan tertentu yang bisa dianggap tidak sopan
  • pakaian tidak rapi atau terlalu kasual di area masjid

Gunakanlah pakaian yang pantas, sopan, dan mencerminkan kehormatan tempat tersebut.

6. Abadikan Momen Secukupnya, Simpan dalam Hati Selebihnya

Beberapa pengalaman di Tanah Suci justru terasa sangat pribadi.

Ada momen ketika air mata jatuh tiba-tiba saat melihat Ka’bah pertama kali. Hadir pula ketenangan yang tidak bisa diabadikan dalam foto. Tiba-tiba datang perasaan sejuk di Raudhah yang tak sempat terekam kamera.

Biarkan sebagian momen hanya Anda dan Allah Ta’ala yang tahu.

Karena tidak semua hal harus dibagikan ke media sosial. Beberapa justru lebih indah jika disimpan di hati.

Maghfirah Travel Senantiasa Mengajak Jamaah Menjaga Adab di Tanah Suci

Bagaimana kita bersikap di Tanah Suci selama haji dan umrah mencerminkan penghormatan kepada tempat yang Allah Ta’ala muliakan.

Bersama Maghfirah Travel, edukasi seperti ini menjadi bagian penting dari pembekalan jamaah.

Kami tidak hanya mengurus visa, tiket, dan hotel, melainkan turut memberikan bimbingan lengkap tentang adab ibadah. Termasuk penggunaan ponsel dan cara menjaga kekhusyukan.

Karena tujuan kami sederhana, yakni memastikan setiap jamaah pulang dengan kenangan berharga di galeri ponselnya sekaligus hati yang lebih dekat kepada Allah Ta’ala.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *