sunnah-umrah

7 Sunnah yang Sering Terlewat Saat Umrah

Banyak orang bermimpi bisa ke Tanah Suci. Menatap Ka’bah, thawaf, lalu meneguk air zamzam dengan hati bergetar.

Tapi tahukah Anda, di balik rukun dan wajib umrah yang sudah umum diketahui, ada sunnah-sunnah kecil yang sering terlewat oleh jamaah.

Padahal pahalanya besar dan membuat ibadah semakin sempurna.

Yuk, kita bahas satu per satu! Siapa tahu nanti saat Anda berangkat, tak ada lagi momen berharga yang terlewat.

1. Mandi dan Berwudhu Sebelum Memakai Ihram

Banyak jamaah langsung mengenakan pakaian ihram di bandara atau di miqat tanpa sempat mandi sunnah.

Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa beliau mandi sebelum berihram (Hr. Bukhari dan Muslim).

Bukan hanya membersihkan tubuh, mandi sebelum berihram juga bermakna membersihkan hati dan niat.

Rasakan perbedaannya. Ketika air mengalir di sekujur tubuh, seolah kita menanggalkan beban dunia dan bersiap menjadi tamu Allah Ta’ala dengan hati yang suci.

Kalau Anda berangkat dari Indonesia, bisa mandi ihram di hotel sebelum menuju bandara, agar tetap nyaman selama perjalanan panjang.

2. Memakai Wewangian Sebelum Ihram (Bagi Laki-Laki)

Ini sunnah kecil yang sering dilupakan karena banyak yang khawatir ihramnya batal.

Padahal, boleh memakai wewangian sebelum niat ihram, asalkan tidak disemprot atau dioles setelah berniat. Disemportkan langsung ke tubuh, bukan ke pakaian.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan pernah disebut mengenakan minyak wangi di tubuh sebelum ihram, dan wanginya masih terasa meski kain ihram sudah dikenakan (Hr. Bukhari).

Jadi, apabila ingin memulai ibadah dengan suasana segar dan penuh semangat, boleh saja gunakan parfum sebelum berniat ihram.

3. Shalat Sunnah Sebelum Memulai Ihram

Sebelum mengucapkan niat umrah di miqat, sangat dianjurkan melaksanakan shalat sunnah dua rakaat.

Pada rakaat pertama bisa membaca Al-Kafirun, dan di rakaat kedua surat Al-Ikhlas.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat dua rakaat sebelum keluar dari miqat, lalu bertalbiyah. Shalat ini seolah menjadi tanda kesiapan hati untuk memasuki Tanah Suci.

4. Bertalbiyah dengan Suara Lantang

Talbiyah bukan sekadar bacaan rutin: “Labbaik Allahumma labbaik…

Kalimat ini adalah jawaban langsung kepada panggilan Allah Ta’ala.

Namun banyak jamaah yang mengucapkannya pelan, bahkan hanya di dalam hati. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda agar jamaah mengangkat suara saat bertalbiyah (HR. Ahmad).

Ucapkan dengan sepenuh hati dan rasakan getarannya. Karena setiap kalimat “Labbaik” berarti “Aku datang, ya Allah”. Sebuah janji dan pengakuan yang menggetarkan.

5. Menyentuh atau Berdoa di Multazam

Multazam adalah area di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Di sinilah doa-doa berpeluang besar dikabulkan.

Namun sayangnya, banyak jamaah tidak sempat berdoa di sini karena padatnya kerumunan orang atau kurang tahu lokasinya.

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Kalau dia ingin mendatangi multazam, yaitu antara hajar aswad dan pintu ka’bah, dan dia menaruh dada, wajah, lengan dan kedua tangannya dan berdoa kepada Allah Ta’ala keperluannya, dia (diperbolehkan) melakukan itu. Hal itu boleh dilakukan sebelum thawaf wada’, karena (posisi) penempelan ini tidak ada bedanya waktu wada’ (perpisahan) maupun yang lainnya. Dan para shahabat juga melakukan hal itu ketika memasuki Makkah. Kalau sekiranya berdiri di sisi pintu Ka’bah dan berdoa disana tanpa menempelkan di ka’bah, maka hal itu (juga) baik.”

Namun jika kondisi terlalu padat, cukup arahkan tangan dari jauh sambil berdoa, Allah tetap Maha Mendengar.

6. Shalat di Hijir Ismail

Hijir Ismail merupakan area setengah lingkaran di samping Ka’bah yang berpagar rendah. Banyak yang mengira itu sekadar hiasan, padahal area itu termasuk bagian dari Ka’bah!

Artinya, shalat di sana sama nilainya dengan shalat di dalam Ka’bah.

Hanya saja, karena area ini sering penuh, banyak jamaah sekadar melewati tanpa tahu keutamaannya.

Kalau Anda sempat thawaf dan area sedang longgar, luangkan waktu untuk shalat dua rakaat di Hijir Ismail. Rasakan ketenangan yang luar biasa, seperti benar-benar berada di bawah lindungan Allah Ta’ala.

7. Memperbanyak Doa dan Dzikir Setelah Tahallul

Setelah mencukur atau memotong rambut, banyak jamaah merasa “selesai” dan fokus beristirahat.

Padahal justru inilah momen yang sangat dianjurkan untuk berdoa dan berdzikir.

Dilansir dari bincangsyariah.com, Anda dapat melantunkan doa berikut:

Segala puji bagi Allah yang telah menyelesaikan manasik kami. Ya Allah, tambahkanlah kepada kami iman, keyakinan dan pertolongan serta ampunilah kami, kedua orang tua kami dan seluruh kaum muslimin dan muslimat.

Sempurnakan Ibadah Bersama Maghfirah Travel

Sunnah-sunnah kecil seperti ini sering terlewat bukan karena sulit, tapi karena kita tidak tahu atau terlalu terburu-buru.

Kenyataannya, di situlah letak rasa dan ruh ibadah yang sesungguhnya.

Maghfirah Travel hadir dengan komitmen mendampingi serta memberikan bimbingan yang penuh makna dan ketenangan.

Dari manasik hingga ibadah di Makkah dan Madinah, tim pembimbing kami memastikan setiap jamaah memahami dan menjalankan setiap sunnah dengan mudah dan penuh kesadaran.

Ingin umrah yang tak sekadar perjalanan, tapi pengalaman spiritual yang mengubah hidup?

Yuk, berangkat bersama Maghfirah Travel, teman perjalanan menuju ampunan dan kedekatan dengan Allah Ta’ala.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *