Tidak ada tempat yang begitu dirindukan oleh para pecinta Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam selain Raudhah. Sebidang tanah kecil di antara mimbar dan rumah beliau yang disebut sebagai taman dari taman-taman surga.
Namun Raudhah bukan sekadar lokasi fisik. Ia adalah ruang sakral yang sarat makna.
Tempat turunnya rahmat, tempat terlimpahnya keutamaan, dan tempat di mana adab lebih tinggi nilainya daripada kata-kata.
Bagi siapa pun yang berkesempatan memasukinya, inilah 8 etika utama yang perlu dijaga:
1. Perbarui Niat: Datang Bukan Sekadar untuk Berkunjung, Tapi untuk Beribadah
Sebelum melangkah menuju Raudhah, tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang sedang aku cari?”
Jangan biarkan kaki ini masuk hanya karena euforia. Jadikan niat kita murni, yakni ingin beribadah, semakin mendekat kepada Allah, serta mengungkapkan rindu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Niat merupakan pintu gerbang ibadah. Bila niatnya benar, sekecil apa pun langkah kita, nilainya bisa jadi besar di sisi Allah Ta’ala.
2. Gunakan Pakaian Terbaik dan Sopan
Etika masuk Raudhah selanjutnya ialah mengenakan pakaian yang sopan dan bersih.
Bukan sekadar menjaga nilai estetika. Lebih daripada itu, etika ini menjadi penghormatan terhadap tempat suci.
Bagi laki-laki, usahakan mengenakan baju koko, gamis, atau setidaknya kemeja yang rapi. Bagi perempuan, kenakan jilbab yang longgar, pakaian berwarna lembut, dan pastikan wangi-wangian tidak berlebihan.
Ingat, kita sedang masuk ke rumah Allah, dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” (Hr. Muslim)
3. Jaga Lisan, Jaga Emosi, Jaga Hati
Tidak semua jamaah bisa langsung masuk ke Raudhah. Kadang harus menunggu lama, berdesakan, bahkan terdorong oleh kerumunan.
Di sinilah adab diuji.
Alih-alih mengeluh, jadikan waktu tunggu sebagai momen bermuhasabah. Termasuk mengingat dosa-dosa, bersyukur atas setiap kesempatan yang diberikan, atau mengulang hafalan doa.
Adab bukan hanya saat shalat, tapi juga saat mengantre. Di situlah kesabaran kita diuji oleh ketidaknyamanan.
4. Ikuti Prosedur dan Petunjuk Petugas
Arab Saudi kini menggunakan sistem Nusuk. Yaitu, sebuah aplikasi resmi untuk mengatur jadwal masuk Raudhah. Prosedurnya ketat dan diawasi langsung.
Patuhilah alur masuk dan keluarnya. Dengarkan arahan petugas. Jangan menyelinap, mendesak, atau mencoba masuk di luar jadwal.
Ketaatan terhadap aturan adalah bagian dari kedisiplinan spiritual. Yang tidak tertib dalam urusan kecil, bisa saja kehilangan adab dalam urusan besar.
Kenalan sama Tiang-Tiang di Raudhah.
5. Jangan Berebut dan Hindari Sifat Egois
Raudhah sempit, jumlah jamaah banyak. Wajar jika setiap orang ingin berlama-lama.
Namun ingat, setiap detik yang diambil secara berlebihan bisa mengurangi hak saudara kita.
Berbagilah ruang, jangan mendorong, jangan memaksa diri mencium mimbar atau mihrab. Bagaimanapun, keikhlasan lebih berharga daripada posisi kita baik duduk maupun berdiri.
Allah melihat hati yang rela memberi tempat bagi saudaranya, lebih dari sekadar sujud di garis depan Raudhah.
6. Gunakan Waktu di Dalam Raudhah dengan Sebaik-Baiknya
Begitu kaki menginjak karpet hijau Raudhah, jangan sia-siakan satu detik pun. Segera lakukan shalat sunnah dua rakaat, kemudian panjatkan doa dengan sungguh-sungguh.
Gunakan bahasa yang Anda pahami. Bicaralah kepada Allah dengan hati. Doakan keluarga, orang tua, guru-guru, dan semua yang Anda cintai.
Doa di Raudhah bukan tentang seberapa panjang lafaznya, tapi seberapa dalam isinya.
7. Hindari Foto dan Video yang Mengganggu Kesakralan
Banyak orang tergoda merekam momen di Raudhah. Hanya saja, sadarkah kita bahwa memegang kamera bisa mengganggu kekhusyukan diri dan orang lain?
Bayangkan Anda sedang berdoa, lalu ada lampu flash atau suara rekaman. Bukankah itu mengganggu? Simpanlah kenangan Raudhah dalam hati, bukan hanya di galeri.
Bukti Anda pernah ke Raudhah bukanlah foto semata. Namun, perubahan hati setelah kembali dari sana.
8. Bersyukur Setelah Keluar dan Doakan Orang Lain
Jika Anda sudah diberi kesempatan masuk, jangan sombong. Bersyukurlah. Banyak orang belum bisa merasakannya.
Jangan lupa mendoakan teman sekamar Anda, keluarga di rumah, serta doakan mereka yang belum punya rezeki ke Tanah Suci.
Keluar dari Raudhah bukan akhir dari perjalanan. Justru di situlah tugas baru dimulai, yaitu menjaga semangat ibadah ketika kembali ke Tanah Air.
Menjadi Jamaah yang Beradab adalah Cerminan Ibadah yang Matang
Raudhah menjadi taman surga bukan hanya disebabkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Melainkan karena di situlah Allah melihat siapa yang paling beradab, paling bersabar, dan paling tulus dalam ibadahnya.
Jangan kejar tempat, kejarlah penerimaannya. Jangan utamakan posisi, utamakanlah kerendahan hati.
Dan jangan terlalu bangga karena masuk Raudhah. Banggalah bila Allah Ta’ala menerima doa yang kita bisikkan di dalamnya.
Ingin tahu lebih banyak seputar adab selama umrah dan ziarah? Atau ingin daftar program Umrah Maghfirah yang dibimbing penuh oleh pembimbing ruhiyah?
Silakan hubungi tim kami, dengan senang hati kami bantu persiapkan perjalanan spiritual Anda, Nyaman – Terbimbing – Sunnah.
Cek instagram Maghfirah Travel.