Bagi siapa pun yang pernah menginjakkan kaki di Makkah dan Madinah, pasti merasakan aura yang berbeda. Bukan hanya karena kemegahan Masjidil Haram atau suasana khidmat di Raudhah, tetapi juga kesadaran bahwa kita sedang berada di tempat yang dimuliakan Allah.
Sayangnya, tak semua jamaah menyadari bahwa ibadah di Tanah Suci bukan hanya soal rukun dan syarat.
Lebih dari itu, terdapat adab, etika, sikap hati dan perilaku yang mencerminkan kehormatan tempat yang kita pijak.
Berikut ini adalah 8 etika penting di Tanah Suci yang perlu diketahui dan dijaga oleh setiap jamaah umrah atau haji.
Bukan untuk memberatkan. Justru demi menjaga kemuliaan ibadah kita.
1. Menjaga Lisan, Jangan Asal Bicara
Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, suara keras, obrolan kosong, atau komentar negatif bisa mengurangi kekhusyukan.
Banyak jamaah lupa diri saat berbincang dengan sesama, bahkan kadang bercanda tak pada tempatnya.
Padahal, menjaga lisan adalah bentuk penghormatan terhadap kesucian tempat. Apalagi kita sedang berada di rumah Allah, bukan tempat wisata biasa.
2. Tidak Sembarangan Mengambil Foto dan Video
Mengabadikan momen itu wajar. Hanya saja, terlalu banyak selfie, vlogging, atau berpose berlebihan justru bisa mengganggu kekhusyukan ibadah maupun jamaah lain.
Gunakanlah kamera secukupnya. Fokuskan hati pada ibadah, bukan sekadar dokumentasi pribadi.
3. Menghormati Jamaah dari Berbagai Negara
Di Tanah Suci, kita bertemu umat Islam dari seluruh dunia. Tentunya akan ada perbedaan bahasa, budaya, dan kebiasaan.
Jagalah sopan santun, hindari berburuk sangka, serta usahakan memberi jalan atau tempat kepada yang lebih tua. Jadilah tamu yang baik, bukan hanya bagi Allah, tapi juga sesama tamu-Nya.
4. Tidak Mendorong atau Menyerobot dalam Kerumunan
Saat thawaf atau masuk Raudhah, godaan untuk menyikut, mendorong, atau menyerobot antrian sangat besar. Tapi ingat, niat baik tidak boleh diwujudkan dengan cara yang buruk.
Lebih baik menunggu dengan sabar dan berdoa. Allah pasti melihat usaha kita, bukan hanya hasil akhirnya.
5. Tidak Menjadikan Masjid Sebagai Tempat Tidur atau Piknik
Bagaimanapun, fungsi utama masjid ialah sebagai lokasi ibadah. Kadang jamaah menjadikannya tempat makan, tidur sembarangan, atau bahkan membuka koper untuk mengatur barang.
Jagalah kebersihan dan kerapihan. Jangan egois menjadikan masjid sebagai ruang pribadi.
6. Menghindari Jual-Beli di Area Masjid
Beberapa jamaah sering kali tergoda untuk menawarkan oleh-oleh atau berdagang kecil-kecilan di sekitar masjid.
Padahal, hal ini kurang tepat secara adab dan bisa mengganggu kenyamanan jamaah lain.
Belanja boleh, tapi ada tempatnya. Masjid tetap harus dijaga fungsinya sebagai pusat ibadah.
Baca juga Rekomendasi Belanja Oleh-Oleh di Tanah Suci.
7. Tidak Meninggalkan Sampah Sembarangan
Buanglah sampah pada tempatnya, sekecil apa pun. Di Tanah Suci, kesadaran menjaga kebersihan adalah bagian dari akhlak yang sangat dihargai.
Lagi pula, kebiasaan ini memang seharusnya diterapkan di manapun, bukan?
Jangan meremehkan perbuatan kecil. Karena bisa jadi, amal sederhana itu yang mengangkat derajat kita di sisi Allah Ta’ala.
8. Selalu Berprasangka Baik dan Bersabar
Kadang kita mendapat kamar yang tidak sesuai harapan, antrean panjang, atau layanan yang tidak sempurna.
Di sinilah adab diuji: mampukah kita bersabar dan tetap berprasangka baik?
Ingatlah, ujian kecil di Tanah Suci merupakan bagian dari pelajaran spiritual. Jangan rusak ibadah hanya karena emosi sesaat.
Ibadah Butuh Adab, Bukan Hanya Tiket dan Visa
Menunaikan ibadah yang baik bukan hanya dilihat dari banyaknya doa dan rukuk, melainkan akhlak yang kita tunjukkan saat menjalankannya.
Itulah mengapa Maghfirah Travel tidak hanya menyiapkan perjalanan fisik, tapi juga membekali jamaah dengan pembinaan adab dan ilmu sebelum berangkat.
Dalam setiap paket umrah, Maghfirah Travel menghadirkan ustadz pembimbing berpengalaman yang siap menuntun jamaah secara ruhiyah maupun teknis, agar ibadah benar-benar bermakna.
Yuk, bersiap bukan hanya dengan koper dan perlengkapan, tapi juga dengan adab terbaik kita.