Bagi Anda yang ingin menunaikan ibadah haji atau umrah, memahami tempat miqat (miqat makani) itu penting banget!
Miqat adalah batas tempat yang telah ditentukan bagi jamaah untuk mulai berniat ihram sebelum masuk ke Tanah Haram atau Makkah.
Kalau miqat dilewati tanpa berihram, maka harus membayar dam (denda).
Nah, biar nggak bingung, yuk kenali 8 tempat miqat yang perlu para jamaah Maghfirah Travel tahu!
1. Dhul Hulaifah (Bir Ali) – Miqat Penduduk Madinah
Dhul Hulaifah atau yang lebih dikenal sebagai Bir Ali merupakan miqat bagi jamaah yang datang dari Madinah. Tempat ini berjarak sekitar 450 km dari Makkah.
Jamaah yang berangkat dari Madinah wajib berihram di sini sebelum melanjutkan perjalanan ke Makkah.
Miqat ini memiliki fasilitas lengkap seperti masjid, tempat mandi, dan area untuk berganti pakaian ihram. Di sinilah jamaah dari Madinah mempersiapkan diri sebelum melanjutkan perjalanan ke Makkah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Miqat bagi penduduk Madinah adalah Dzul Hulaifah.” (HR. Bukhari & Muslim)
Jamaah haji asal Indonesia yang berangkat pada gelombang pertama dan mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azizi (AMAA) Madinah, juga mengambil miqat di Bir Ali.
2. Al-Juhfah – Miqat Penduduk Syam
Al-Juhfah adalah miqat bagi jamaah yang datang dari arah Syam (Suriah, Palestina, Yordania, dan Mesir). Saat ini, miqat ini lebih sering digunakan oleh jamaah yang datang dari Jeddah.
Dulunya, miqat ini terletak di daerah yang cukup ramai. Namun karena kondisi lingkungan, banyak jamaah yang lebih memilih berihram dari tempat lain yang lebih nyaman dan lebih mudah dijangkau.
3. Qarnul Manazil – Miqat Penduduk Najd
Buat Anda yang datang dari arah Najd (wilayah Riyadh dan sekitarnya), miqatnya adalah Qarnul Manazil.
Sekarang tempat ini lebih dikenal dengan nama As-Sail Al-Kabir. Letaknya sekitar 75 km dari Makkah dan sering digunakan oleh jamaah yang datang dari arah timur.
Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Miqat bagi penduduk Najd adalah Qarnul Manazil.” (HR. Bukhari & Muslim)
4. Yalamlam – Miqat Penduduk Yaman
Yalamlam merupakan miqat bagi jamaah yang datang dari wilayah Yaman dan sekitarnya.
Banyak jamaah dari Indonesia yang memilih berihram di miqat ini saat pesawat melintas di atasnya.
Menariknya, Yalamlam berada di jalur laut, sehingga banyak jamaah dari Asia Tenggara yang melalui rute ini untuk mencapai Makkah.
Jika Anda berangkat dari Indonesia melalui jalur udara, biasanya pilot akan mengumumkan ketika pesawat melintas di atas miqat ini agar jamaah bisa mulai niat ihram.
5. Dzat ‘Irq – Miqat Penduduk Irak
Dzat ‘Irq menjadi miqat bagi jamaah yang datang dari Irak dan sekitarnya. Kini tempat tersebut lebih jarang digunakan karena kebanyakan jamaah melewati rute udara.
Meskipun kurang populer dibanding miqat lainnya, Dzat ‘Irq tetap menjadi lokasi penting dalam sejarah Islam. Jalur ini banyak digunakan oleh jamaah dari Persia dan sekitarnya di masa lalu.
6. Tan’im – Miqat Pendek bagi Penduduk Makkah
Kalau Anda sudah berada di Makkah dan ingin menunaikan umrah lagi, miqatnya adalah Masjid Tan’im.
Tempat ini hanya berjarak sekitar 7 km dari Masjidil Haram.
Masjid Tan’im menjadi pilihan populer bagi penduduk Makkah yang ingin melakukan umrah berulang kali. Tempat ini sering dikunjungi oleh jamaah yang ingin memperbanyak ibadah selama berada di Makkah.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berihram dari Tan’im untuk umrah setelah haji atas perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Bukhari & Muslim).
7. Ji’ranah – Alternatif Miqat Penduduk Makkah
Selain Tan’im, Ji’ranah juga bisa digunakan sebagai miqat bagi penduduk Makkah yang ingin melaksanakan umrah. Tempat ini berjarak sekitar 15 km dari Masjidil Haram.
Ji’ranah memiliki sejarah unik karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah singgah di sini dan membagi harta rampasan perang setelah Perang Hunain.
Karena itulah, banyak jamaah yang memilih berihram di tempat ini untuk mendapatkan berkah.
8. Hudaibiyah – Miqat di Perbatasan Tanah Haram
Hudaibiyah juga sering dipakai oleh penduduk Makkah untuk berihram.
Tempat ini bersejarah karena di sinilah Perjanjian Hudaibiyah antara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum Quraisy terjadi.
Hudaibiyah juga dikenal sebagai tempat yang memiliki banyak sumur dan masih sering dikunjungi oleh jamaah yang ingin melihat sejarah Islam secara langsung.
Jangan lupa berihram di miqat yang telah ditentukan sesuai asal kedatangan Anda, ya!
Dengan memahami lokasi dan aturan miqat, perjalanan ibadah akan semakin lancar dan nyaman.