Mengenal 6 Tiang Raudhah Penuh Sejarah di Masjid Nabawi

Sudah pernah shalat di Masjid Nabawi?

Selain menjadi tempat yang penuh keberkahan, masjid yang terletak di Madinah Al-Munawwarah ini juga menyimpan banyak sejarah penting dalam perkembangan Islam.

Salah satu bagian paling istimewa di dalamnya adalah Raudhah, sebuah area di antara Makam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mimbar beliau yang disebut dalam hadis sebagai “taman dari taman-taman surga”.

Di dalam Raudhah, terdapat 6 tiang bersejarah yang memiliki makna mendalam bagi umat Islam.

Tiang-tiang ini menjadi saksi berbagai peristiwa penting di masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat.

Berikut adalah penjelasan mengenai 6 tiang bersejarah di Raudhah yang memiliki keutamaan tersendiri.

1. Tiang As-Sarir (Tiang Tempat Tidur Rasulullah)

Tiang ini dinamakan As-Sarir, yang berarti “tempat tidur”, karena di tempat ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beristirahat di dalam masjid.

Ketika melakukan itikaf di Masjid Nabawi, beliau sering menggelar tempat tidurnya di dekat tiang ini.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering menghabiskan malam di masjid untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Itulah sebabnya tiang ini menjadi salah satu bagian bersejarah yang mengingatkan umat Islam pada kesederhanaan dan kedekatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Allah Ta’ala.

2. Tiang At-Taubah (Tiang Abu Lubabah)

Tiang ini memiliki kisah tentang seorang sahabat Nabi, Abu Lubabah.

Saat terjadi perang Bani Quraizhah, Abu Lubabah secara tidak sengaja memberi isyarat kepada musuh tentang keputusan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Setelah menyadari kesalahannya, ia sangat menyesal dan mengikat dirinya di tiang ini selama beberapa hari sebagai bentuk taubat kepada Allah.

Ia baru dilepaskan setelah Allah menerima taubatnya.

Oleh karena itu, tiang ini juga disebut sebagai Tiang Abu Lubabah, yang mengajarkan bahwa setiap kesalahan bisa dihapus dengan taubat yang tulus.

3. Tiang Al-Haras (Tiang Penjagaan Rasulullah)

Pada masa awal dakwah Islam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mendapat ancaman dari musuh-musuh Islam.

Oleh sebab itu, para sahabat berjaga di dekat tiang ini untuk melindungi beliau saat berada di masjid.

Namun, setelah turun firman-Nya yang menyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dijaga langsung oleh Allah, para sahabat tidak lagi berjaga.

Tiang ini menjadi simbol keyakinan bahwa perlindungan sejati hanya datang dari Allah ‘Azza wa Jalla.

4. Tiang Al-Wufud (Tiang Para Utusan)

Tiang ini menjadi tempat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima delegasi dari berbagai suku dan negara yang ingin masuk Islam.

Di lokasi tersebut, banyak perjanjian penting Islam disepakati, serta utusan-utusan dari berbagai penjuru datang untuk belajar langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tiang ini juga mengingatkan umat tentang bagaimana Islam berkembang pesat melalui dakwah dan diplomasi, bukan hanya melalui peperangan.

5. Tiang Al-Mimbar (Tiang Pohon Kurma yang Menangis)

Sebelum memiliki mimbar dengan tiga anak tangga, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  sering bersandar pada batang pohon kurma saat berkhutbah.

Namun, setelah dibuatkan mimbar baru, batang pohon kurma itu menangis karena merindukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Peristiwa ini menjadi bukti bahwa bahkan benda mati pun bisa merasakan keberkahan dan cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

6. Tiang Al-Muqallaqah (Tiang yang Diberkati)

Tiang ini juga dikenal sebagai Tiang ‘Aisyah. Dikarenakan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menyebut bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering shalat di tempat ini.

Banyak yang meyakini bahwa tiang ini adalah salah satu tempat istimewa di Raudhah yang dipenuhi keberkahan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Karena Raudhah adalah tempat yang sangat ramai dikunjungi jamaah, pengaturan masuk ke dalamnya diatur secara ketat oleh pihak pengelola Masjid Nabawi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk masuk ke Raudhah:

  1. Mengikuti jadwal yang ditetapkan untuk jamaah laki-laki dan perempuan.
  2. Datang lebih awal dan bersiap untuk antre dengan sabar.
  3. Menjaga kesopanan dan ketertiban, karena tempat ini adalah salah satu lokasi suci dalam Islam.
  4. Berdoa dan shalat dengan khusyuk, tanpa berdesak-desakan atau tergesa-gesa.

Bagi siapa saja yang berkesempatan menunaikan ibadah haji atau umrah, terutama bersama Maghfirah Travel, mengunjungi Raudhah dan beribadah di sana adalah pengalaman spiritual yang luar biasa.

Semoga Allah memberikan kesempatan bagi kita semua untuk berdoa di tempat yang mulia ini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *