Menengadah ke padang pasir Al Ula, Anda mungkin akan menyaksikan sebuah gedung misterius yang tampak seperti tak kasatmata. Namanya: Maraya.
Ialah bangunan kaca raksasa yang memantulkan lanskap gurun, seolah menyatu dengan alam yang membentang luas.
Ini bukan ilusi, melainkan mahakarya arsitektur modern di jantung Al Ula.
Apa sih yang bikin gedung ini jadi destinasi wisata ikonik di Al Ula? Berikut di antara 5 hal menarik tentang Maraya!
1. Gedung Tercermin Terbesar di Dunia
Maraya memegang rekor dunia sebagai bangunan mahkota kaca terbesar.
Seluruh eksteriornya terdiri dari 9.740 panel cermin yang turut membuatnya begitu memukau hingga tertulis sebagai Guinness World Record.
Secara bahasa, kata maraya memang berarti ‘cermin’ atau ‘mencerminkan’ dalam Bahasa Arab.
Ketika cahaya menyinari panel-panel cermin Maraya, ia memantulkan keindahan padang pasir, menara bebatuan, dan langit Al Ula. Seakan-akan menciptakan ilusi magis saat gedung “memudar” ke dalam lanskapnya.
2. Dirancang untuk Menyatu dengan Alam
Arsitek Florian Boje dari Giò Forma Studio merancang Maraya berdasarkan prinsip: “Jika sebuah bangunan tidak bisa bersaing dengan lanskap, maka ia harus memberikan kesan tersembunyi”.
Itulah sebabnya Maraya tak hanya berdiri megah, tetapi juga seperti cermin hidup yang diciptakan alam.
3. Dibangun Cepat dengan Teknologi Canggih
Menjadi ikon mendunia dalam waktu singkat, Maraya dibangun hanya dalam 76 hari pada tahun 2019.
Kunci sukses pembangunannya terletak pada kombinasi antara rangka baja dan inovasi kaca khusus bermerek Guardian UltraMirror™.
Kaca pada dinding Maraya pun tahan terhadap debu, suhu ekstrim, dan keganasan padang pasir.
Fasad Maraya yang melengkung halus memantulkan panorama di sekitarnya, sehingga dari kejauhan bangunan ini tampak seakan menghilang dan berpadu dengan lanskap alam.
Ketika pengunjung mendekat, mereka akan melihat bayangan diri mereka sendiri yang terpantul dengan sempurna.
4. Fungsinya Lebih dari Sekadar Gedung Estetik
Maraya merupakan tempat multifungsi. Mulai dari auditori berkapasitas 500 orang, ruang konferensi, galeri seni, hingga restoran rooftop “Maraya Social” oleh chef Jason Atherton.
Tidak ketinggalan acara besar seperti konser Alicia Keys, Andrea Bocelli, hingga pameran karya Andy Warhol pernah digelar di sini.
Penerbit buku seni asal Prancis, Assouline, merilis sejumlah judul yang mengangkat tema arkeologi dan arsitektur di Arab Saudi.
Sementara itu, pameran seni visual DesertX telah dua kali diselenggarakan di Al-Ula, menghadirkan seniman internasional untuk menciptakan karya-karya yang dirancang khusus sesuai dengan lokasi pameran.
5. Simbol Perpaduan Budaya dan Alam
Maraya tidak hanya menjadi landmark ikon kerajaan, tapi juga simbol visi Saudi untuk memadukan sejarah, budaya, dan modernitas.
Terletak dekat situs UNESCO Hegra, gedung ini menjadi titik fokus festival seni dan budaya yang meneguhkan posisi Al Ula sebagai destinasi dunia.
Lebih dari Wisata, Maraya sebagai Pelajaran Spiritual
Maraya bukan sekadar struktur kaca. Bangunan ini melukiskan dialog antara kota kuno dan masa depan yang cerah.
Ia mengajarkan kita bahwa keindahan bukan hanya yang tampak, tapi bagaimana kita menjaga keharmonisan antara manusia serta alam.
Apabila berkesempatan mengikuti Paket Umrah Plus Al Ula bersama keluarga Arie Untung dari Maghfirah Travel, Anda tidak hanya akan menunaikan ibadah mulia.
Namun juga diajak mengenal sisi spiritual dan sejarah alam Al Ula secara personal, termasuk menyaksikan langsung gedung Maraya.
Lebih dari sekadar objek wisata, tetapi titik muhasabah yang menyatu dengan keagungan ciptaan-Nya.
Dengan pendekatan yang menyeluruh, perjalanan ini meninggalkan jejak hati dalam meniti kebesaran Allah bersama keluarga dan sahabat. Hubungi tim Maghfirah Travel sekarang.