Matahari perlahan tenggelam di langit Makkah, cahaya jingga keemasan memantul di marmer putih Masjidil Haram. Suara lantunan Al-Quran pun bergema dari setiap sudut. Di tengah kerumunan jamaah dari berbagai penjuru dunia, Anda duduk bersila dengan segelas air zamzam dan beberapa butir kurma di tangan.
Lalu adzan maghrib berkumandang.
Di detik itulah, semua lelah, lapar, dan haus seakan sirna. Tergantikan oleh rasa haru yang sulit diungkapkan dengan kata.
Itulah suasana buka puasa di Masjidil Haram, pengalaman yang membuat siapa pun yang pernah merasakannya ingin mengulang lagi dan lagi.
Bukan sekadar momen berbuka, melainkan pengalaman spiritual yang menyatukan jutaan hati dalam satu rasa syukur kepada Allah Ta’ala.
1. Kesederhanaan yang Menggetarkan Hati
Di Masjidil Haram, buka puasa tidak selalu diisi dengan makanan mewah. Lagi pula, bukan jenis santapannya yang dicari, tetapi nuansa kebersamaan dan keikhlasannya.
Menjelang maghrib, Anda akan melihat para relawan dengan rompi khasnya menyebar ke setiap saf. Mereka menggelar alas plastik panjang berwarna putih dan menyusun sajian sederhana.
Setidaknya ada 7 jenis menu buka puasa di Masjidil Haram, yaitu (1) Roti, (2) Yoghurt, (3) Kue Maamoul, (4) Jus Apel, (5) Kurma, (6) Duqqah, dan (7) air mineral.
Semua gratis, semua terbuka untuk siapa saja.
Tak ada perbedaan antara kaya dan miskin atau pejabat dan pekerja migran. Setiap orang duduk sejajar, menanti waktu berbuka bersama.
Itulah keindahan umrah di bulan Ramadhan. Kita akan melihat persaudaraan begitu nyata, tanpa sekat dan tanpa pamrih.
2. Suara Adzan yang Membelah Keheningan
Beberapa menit sebelum maghrib, suasana Masjidil Haram biasanya hening. Semua jamaah diam, memejamkan mata, berdoa dalam hati.
Kemudian, saat muazin menyeru “Allahu Akbar, Allahu Akbar”, seketika suasana berubah. Suara takbir bergema, dan jutaan tangan serentak mengangkat gelas kecil berisi air zamzam.
Air itu terasa berbeda. Tidak hanya menyegarkan, tapi juga menenangkan.
Di setiap tegukan, seolah ada rasa syukur yang mengalir. Syukur karena bisa berada di tempat paling mulia, sekaligus diberi kesempatan menjalani Ramadhan di tanah suci.
3. Tradisi Saling Berbagi dan Menyantuni
Salah satu hal yang paling mengharukan adalah melihat bagaimana masyarakat Makkah berlomba-lomba menyediakan iftar bagi para jamaah.
Otoritas Umum untuk Perawatan Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi bekerja sama dengan lembaga amal mendistribusikan lebih dari 200 ribu makanan berbuka puasa setiap hari, pada Ramadhan 2025.
Masyarakat turut membagikan menu buka puasa di gang-gang sekitar, bahkan di hotel-hotel kecil dekat Masjidil Haram.
Beberapa keluarga setempat bahkan datang langsung membawa nasi mandi, ayam bakar, atau kabsa, lalu membagikannya secara sukarela.
Semangat ini mengingatkan pada sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa untuk berbuka, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikit pun.” (HR. Tirmidzi)
Maka tak heran, suasana Makkah menjelang berbuka terasa penuh keberkahan dan kasih sayang.
4. Setelah Berbuka: Maghrib yang Khusyuk dan Terarah
Begitu adzan selesai dan jamaah meneguk air zamzam serta menyantap kurma, semua kembali tenang.
Mereka segera berdiri, menata saf, dan menunaikan salat maghrib berjamaah.
Di sinilah keindahan lain muncul. Ribuan manusia yang berbeda bangsa dan bahasa bergerak serentak dalam satu irama ibadah.
Setelah salat, barulah jamaah menikmati makan malam ringan yang biasanya disediakan oleh relawan atau travel masing-masing.
Wajah-wajah lelah berubah menjadi senyum damai. Kebersamaan terasa begitu nyata.
5. Mengapa Umrah Ramadhan Begitu Spesial
Selain suasana buka puasanya yang tak tergantikan, umrah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang luar biasa.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Umrah di bulan Ramadhan menyamai pahala haji bersamaku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bisa Anda bayangkan? Satu perjalanan singkat di bulan penuh berkah, dengan pahala sebesar haji bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maka tak heran, ribuan umat Muslim dari seluruh dunia berlomba-lomba menunaikan umrah di bulan Ramadhan. Kesempatan untuk beribadah sambil menyelami makna spiritual yang mendalam.
Jika Anda ingin merasakan sendiri suasana buka puasa di Masjidil Haram, lengkap dengan bimbingan spiritual dan perjalanan yang nyaman, Maghfirah Travel menghadirkan Paket Umrah Ramadhan khusus bagi Anda.
Paket ini dirancang agar jamaah dapat beribadah dengan tenang, tanpa khawatir urusan teknis. Mulai dari bimbingan manasik, pendamping ibadah berpengalaman, hingga jadwal kegiatan yang selaras dengan ritme Ramadhan di tanah suci.
Mari menjemput berkah Ramadhan di Tanah Haram bersama Maghfirah Travel. Sebuah perjalanan yang bukan hanya menenangkan jiwa, tapi juga meninggalkan kesan yang abadi dalam hati.




