sahabat-menyambut-ramadhan

Cara Sahabat dan Salafus Saleh Menyambut Ramadhan

Bagi generasi awal Islam, Ramadhan bukanlah bulan yang datang begitu saja. Ia ditunggu, dirindukan, dan disiapkan jauh-jauh hari.

Bandingkan dengan kita hari ini.

Tak jarang Ramadhan datang seperti tamu yang tak sempat kita sambut dengan pantas.

Jadwal padat, target belum siap, bahkan niat pun baru terbesit dalam hati ketika malam pertama Ramadhan tiba.

Padahal, jika kita menengok ke belakang, cara para sahabat dan salafus saleh menyambut Ramadhan penuh dengan pelajaran berharga.

Mualla bin Fadl berkata, ”Para salaf dahulu berdoa kepada Allah selama enam bulan agar disampaikan (usianya) kepada bulan Ramadhan. Kemudian mereka berdoa selama enam bulan berikutnya agar ibadah mereka selama di Bulan Ramadhan tersebut diterima.”

Beginilah 5 cara para sahabat dan salafus saleh dalam mempersiapkan datangnya bulan suci Ramadhan!

1. Mereka Menyambut Ramadhan dengan Doa yang Panjang

Para sahabat tidak menunggu Ramadhan untuk mulai berdoa.

Sejak bulan Rajab dan Sya’ban, mereka sudah memanjatkan doa agar Allah Ta’ala memanjangkan umur dan memberi kesempatan bertemu Ramadhan.

Doa tersebut bukan doa biasa, melainkan tanda kerinduan. Bagi mereka, lebih dari rutinitas ibadah belaka, Ramadhan sudah menjadi momen titik balik kehidupan.

2. Mereka Membersihkan Hati Sebelum Membersihkan Jadwal

Salafus saleh memahami bahwa kualitas Ramadhan sangat ditentukan oleh kondisi hati.

Sebelum Ramadhan datang, mereka memperbanyak taubat, istighfar, dan memperbaiki hubungan dengan sesama. Tidak ingin masuk Ramadhan dengan dendam, iri, atau perselisihan yang belum selesai.

Mereka percaya, hati yang kotor akan sulit khusyuk, dan Ramadhan yang agung akan terasa biasa saja jika dimasuki dengan hati yang penuh beban.

3. Mereka “Memanaskan” Ibadah Sebelum Ramadhan Tiba

Salah satu ciri khas persiapan Ramadhan ala sahabat adalah meningkatkan amalan sunnah sejak jauh hari, terutama di bulan Sya’ban.

Puasa sunnah, tilawah Al-Quran, shalat malam, dan sedekah mulai diperbanyak agar jiwa semakin terbiasa.

Ini ibarat lari marathon yang pelan di awal, tapi terus berlari cepat hingga menjelang garis finish.

Bagi mereka, Ramadhan bukan waktu untuk belajar dari nol lagi, melainkan puncak dari latihan panjang.

Dengan demikian ketika Ramadhan tiba, ibadah terasa mengalir tanpa beban.

4. Mereka Menambah Ilmu Agar Ibadah Tidak Sekadar Sibuk

Para sahabat dan ulama salaf sangat menjaga agar ibadah Ramadhan dilakukan dengan ilmu

 Mereka mempelajari hukum puasa, adab ibadah, dan amalan-amalan yang dianjurkan.

Tujuannya satu: agar Ramadhan diisi dengan banyak aktivitas dan ibadah benar secara syariat serta bernilai di sisi Allah Ta’ala.

5. Mereka Menjaga Fisik sebagai Amanah Ibadah

Bagi para sahabat, mengoptimalkan Ramadhan juga harus diupayakan dengan menjaga kesehatan tubuh.

Pola makan, istirahat, dan aktivitas diatur agar kondisi fisik siap menjalani puasa, qiyamul lail, maupun ibadah panjang tanpa keluhan yang berlebihan.

Mereka memahami bahwa tubuh yang kuat akan membantu ibadah yang lebih istiqamah.

Menyambut Ramadhan dengan Persiapan, Menguatkannya dengan Perjalanan Iman

Semangat para sahabat dan salafus saleh mengingatkan kita bahwa Ramadhan adalah momen yang layak dipersiapkan dengan sungguh-sungguh.

Jika di rumah kita menyiapkan hati dan amal, maka ada sebagian orang yang memilih menyempurnakannya dengan menghabiskan Ramadhan di Tanah Suci.

Di tempat turunnya wahyu, di sekitar Ka’bah, dan di masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maghfirah Travel menghadirkan Paket Umrah Ramadhan sebagai ikhtiar membantu jamaah merasakan Ramadhan dengan suasana yang lebih khusyuk, terarah, dan sesuai sunnah.

Dengan bimbingan ibadah dan pendampingan yang ramah, Ramadhan akan berlalu meninggalkan jejak perubahan dalam diri.

Karena Ramadhan yang dipersiapkan dengan baik, insya Allah akan berbuah kebaikan pula sepanjang tahun.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *