tawaf wada

Tawaf Wada: Hukum dan Tata Cara Pelaksanaannya

Bagi siapa pun yang pernah merasakan manisnya berada di Tanah Suci, meninggalkannya bukan hal yang mudah.

Apalagi setelah sekian hari berkutat dengan ibadah, zikir, dan air mata haru di hadapan Ka’bah.

Tapi sebagaimana perjalanan pada umumnya, ibadah umrah atau haji pun harus sampai pada titik akhir.

Di sinilah Tawaf Wada hadir sebagai salam perpisahan, sekaligus pelukan terakhir dengan Baitullah sebelum kaki kembali menapak ke tanah air.

Apa Itu Tawaf Wada?

Secara bahasa, “Wada” berarti perpisahan.

Maka Tawaf Wada adalah tawaf perpisahan, putaran terakhir mengelilingi Ka’bah sebelum meninggalkan Makkah.

Tawaf ini bukan sekadar formalitas atau tambahan ibadah, tetapi bentuk penghormatan dan kecintaan seorang hamba kepada rumah Allah Ta’ala.

Coba bayangkan, setelah semua ritual selesai serta segala doa dicurahkan, inilah momen kita benar-benar mengucap “sampai jumpa lagi” kepada Ka’bah. Tempat yang selama ini kita rindukan dalam setiap sujud.

Hukumnya Wajib atau Sunnah?

Untuk jamaah haji, Tawaf Wada hukumnya wajib. Jika seseorang meninggalkan Makkah tanpa melakukannya (dan tanpa uzur syar’i), maka ia dikenakan dam atau denda berupa menyembelih kambing.

Namun, bagi jamaah umrah, mayoritas ulama menyebutkan hukumnya sunnah. Sangat dianjurkan, tapi tidak sampai berdosa jika ditinggalkan.

Meskipun hukumnya tidak wajib bagi jamaah umrah, banyak orang tetap menjadikannya bagian penting dari perjalanan mereka ke Tanah Suci.

Karena bagaimana pun, siapa yang sanggup pergi begitu saja tanpa pamit kepada Ka’bah?

Kapan Dilaksanakan?

Tawaf Wada dilakukan setelah semua urusan ibadah dan belanja oleh-oleh selesai, tepat sebelum meninggalkan Makkah.

Idealnya, dilaksanakan beberapa jam sebelum berangkat ke bandara.

Itu sebabnya, banyak travel menekankan bahwa setelah tawaf wada, jangan lagi belanja atau jalan-jalan.

Mengapa? Karena Tawaf Wada menandakan bahwa seseorang benar-benar siap meninggalkan Makkah.

Maka, sebaiknya setelah selesai tawaf, langsung menuju kendaraan dan menyiapkan diri untuk pulang.

Bagaimana Tata Caranya?

Tata cara Tawaf Wada sama seperti tawaf biasa, yaitu:

  1. Niat tawaf wada (dalam hati).
  2. Mulai dari Hajar Aswad, berputar sebanyak 7 kali ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam).
  3. Disunnahkan membaca doa-doa, zikir, dan memperbanyak istighfar.
  4. Tidak ada sa’i dan tidak perlu tahallul (karena bukan bagian dari umrah atau haji).
  5. Setelah selesai, shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim (jika memungkinkan), lalu minum air zam-zam, dan siap-siap berangkat.

Momen Haru di Tengah Putaran

Tawaf Wada kerap menjadi momen paling emosional dalam seluruh rangkaian ibadah.

Banyak jamaah yang tak kuasa menahan air mata. Suara isak tangis bercampur dengan lantunan doa.

Ada rasa berat meninggalkan tempat suci ini, dan ada pula harap dalam hati, “Ya Allah, izinkan aku kembali lagi ke sini bersama orang-orang tercinta.”

Beberapa jamaah bahkan menyelipkan surat kecil di hati mereka. Semacam surat cinta untuk Ka’bah.

Isinya? Doa agar diberi umur panjang, rezeki yang halal, dan kesempatan datang lagi bersama anak-anak, pasangan, atau keluarga besar.

Baca juga tentang Makna di Balik Putaran Tawaf.

Tips agar Tawaf Wada Lebih Berkesan

  1. Jangan terburu-buru

Rasakan setiap langkah. Ini momen terakhir Anda dengan Ka’bah.

  1. Gunakan pakaian yang nyaman

Karena biasanya dilakukan saat cuaca panas atau menjelang keberangkatan.

  1. Bawa doa-doa khusus

Sampaikan hajat terakhir Anda sebelum pulang.

  1. Ikhlaskan hati

Jangan hanya sibuk ambil video atau selfie. Biarkan hati yang berbicara.

  1. Patuhi aturan rombongan

Karena biasanya tawaf wada dilakukan bersama-sama dengan waktu terbatas.

Bukan Akhir, Tapi Awal Rindu Baru

Tawaf Wada bukanlah akhir.

Ia adalah awal dari sebuah kerinduan baru yang akan tumbuh di hati setiap orang yang pernah menjejakkan kaki di Tanah Suci. Siapa tahu, salam perpisahan ini justru menjadi gerbang menuju pertemuan berikutnya dalam kondisi lebih baik, lebih siap, lebih bersih hati.

Maka, saat melambaikan tangan dari dalam bus atau mobil menjauhi Masjidil Haram, ucapkan dalam hati:

“Ya Allah, jangan jadikan ini tawaf terakhirku di rumah-Mu. Panggil aku kembali, kapan pun Engkau mau. Aku rindu.”

Di Maghfirah Travel, prosesi tawaf wada Anda akan dibimbing penuh oleh para muthawif yang ramah dan berpengalaman. Sebagaimana kalimat yang sering kami ulang kepada jamaah, bahwa haji dan umrah di Maghfirah Travel mengutamakan nyaman, terbimbing, dan sunnah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *